Macau bukan hanya surga belanja
dan judi saja guys! Di kota bekas jajahan Portugis ini kita juga bisa menemui
bangunan-bangunan bersejarah yang bernuansa religi. Salah satunya ialah Kuil
A-Ma atau yang lebih dikenal dengan A-Ma Temple. Kuil yang berada di sebelah
tenggara Semenanjung Macau dibangun sejak tahun 1.488 di era Dinasti Ming
(1368-1644). Bangunan ini merupakan kuil tertua dan tempat yang pertama didatangi
bangsa Portugis ketika mendarat di Macau. Dari pendaratan itulah yang menandai
awal perjalanan sejarah kota Macau.
Lanjut ngobrol tentang A-Ma Temple.
Kuil ini dibangun untuk memperingati Matsu, dewi pelaut dan nelayan. Menurut
legenda setempat “A-Ma” merupakan nama dari seorang gadis miskin yang tinggal
di Macau pada masa silam.
Suatu hari gadis miskin tersebut ingin pergi ke Canton, sayangnya ia tidak diizinkan menaiki kapal milih sah seorang saudagar kaya. Singkat cerita/ lantas ada seorang nelayan miskin memberikan tumpangan padanya. Kemudian, sebuah badai menerjang dan menghancurkan semua kapal yang menuju Canton.
Suatu hari gadis miskin tersebut ingin pergi ke Canton, sayangnya ia tidak diizinkan menaiki kapal milih sah seorang saudagar kaya. Singkat cerita/ lantas ada seorang nelayan miskin memberikan tumpangan padanya. Kemudian, sebuah badai menerjang dan menghancurkan semua kapal yang menuju Canton.
Beruntung kapal yang ditumpangi gadis miskin tersebut selamat dari badai.
Peristiwa aneh terjadi setibanya gadis itu di Macau, ia menghilang. Beberapa waktu
kemudian gadis itu kembali menampakkan diri namun bukan sebagai sosok gadis
miskin yang dikenal enduduk stempat melainkan menjelma menjadi seorang dewi. Setelah kejadian itu, para nelayan
membangunkan kuil untuk menghormati gadis yang berubah rupa menjadi Dewi A-Ma.
Maka, setiap tahun baru Cina kuil
ini banyak dikunjungi muda-mudi yang berkumpul membakar kemenyan untuk memberi
penghormatan dan berdoa untuk keberuntungan. Biasanya ritual ini dilakukan pada
April – Mei, atau dalam penanggalan Cina setiap tanggal 23 dari bulan ke-3. Pada
musim inilah banyak turis berdatangan ke lokasi kuil ini untuk menyaksiskan
berbagai atraksi sensasional, seperti barongsai dan tarian khas Cina lainnya.
Bangunan A-Ma sendiri terdiri dari
ruang berdoa, paviliun dan halaman yang dibangun di bukit berbatu dan tersambung
dengan jalan berputar melewati gerbang bulan dan taman-taman kecil. Di pintu
masuk terdapat sebuah batu besar yang mengukir benda pelayaran tradisional. Di
batu besar lain terdapat ukiran karakter merah yang sedang meminta restu para
dewa. Tiga dari empat paviliun didedikasikan kepada A-Ma dan memiliki beberapa
patung sang dewi serta model dari meriam, kapal serta kapel untuk dewa-dewa
agama Buddha dan Tao.
Sedangkan untuk kuil paling atas
digunakan untuk menyembah Kuda Lam. Kuil ini dibedakan dari lainnya dengan
adanya atap indah dan pemandangan menakjubkan dari taman atas. Kembang api,
untuk mengusir roh jahat dinyalakan di pintu masuk halaman untuk menyambut para
pengunjung. Selain itu ada pertunjukkan barongsai yang dipertontonkan setiap
akhir pekan.
Berdoa di kuil A-Ma tidak
sekedar memberikan nuansa religi yang mendalam namun juga keindahan arsitektur
kunonya. Kuil yang mengadaptasi dari budaya Cina ini terlihat dari puisi dan
prasasti yang diukir pada batu di kawasan ini.
Walaupun arsitekturnya
sederhana, dibandingkan kuil lainnya, namun setiap ruangannya didesain dengan
tujuan tertentu. Seperti aula tempat berdoa yang didedikasikan untuk Dewi
Pelaut dengan struktur granit. Kuil dengan struktur empat balok terletak dalam
tembok runcing yang digunakan untuk melindungi terhadap resiko kebakaran.