Kuliah gratis? Why not?! Dua teman dan saya sendiri buktinya. Kedua teman saya ini menyelesaikan studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris selama 4 tahun di Universitas Negeri Surabaya. Sementara saya lulusan Pendidikan Bahasa Jerman di kampus yang sama.
Tahun 2010 menjadi tonggak awal nan bersejarah, karena beasiswa yang diusung pemerintah berhasil dilaksanakan. Bidikmisi, Beasiswa Pendidikan Miskin dan Berprestasi.
Kami terhitung sebagai angkatan pertama yang menerima beasiswa ini. Dulu hanya ada satu jalur, yaitu PMDK Prestasi.
Sedikit cerita tentang saya, saat kelas 3 SMA pernah meraih juara provinsi lomba Bahasa Jerman di Unesa dan beberapa kali mengikuti lomba di tingkat kabupaten maupun provinsi. Tak ayal sertifikat saya seabrek meski hanya dilabeli peserta dan panitia. Hehehe. :D
Tapi beberapa hal semaam itulah yang menjadi penilaian tim juri Bidikmisi untuk memanggil calon mahasiswa-mahasiswa pilihan, agar tidak salah bidik.
Selanjutnya, di tiap prodi akan dipilih 5 mahasiswa yang berhak menerima beasiswa tersebut.
Suka dukanya gimana kak? Banyakan suka-nya deh! Swear!!!
Selain menerima biaya hidup senilai 600.000 per bulan serta ongkos SPP dan sumbangan lain gratis, kami juga sering mendapat pelatihan berkarakter tiap semesternya. Malah terkadang pulang acara dapat uang saku plus uang buku. Enak kan???
Kami sangat berterimakasih dan bersyukur bisa mendapatkan beasiswa semacam ini sehingga kami bisa menikmati pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi.
Saya pribadi masih punya hutang kepada negara ini. Saya tidak ingin menjadi sia-sia selepas dari biaya negara ini. Ya meski negara tidak meminta LPJ kepada saya, saya akan berusaha balas budi. Bukankah mencintai dan membela negara adalah tugas setiap pemuda.
Saya akan membela negara ini, bukan anti kepada negara lain, tapi saya akan membunuh kebodohan, kemiskinan dan kemalasan. Meski raga saya tak meyakinkan, jiwa saya akan selalu hidup. entah dengan raga yang lemah ini atau dengan raga-raga yang lain.